FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
FOTO Aswadi Alias
Aswadi Alias

"Abang, nak duit," sapa kanak-kanak Bajau Laut atau Pala'u dengan mesra ketika dihampiri jurufoto di Pulau Mabul, Semporna, Sabah, baru-baru ini.

Ternyata kepayahan mereka menjalani hidup seharian saat 'gelora' Covid-19 memberi kesan mendalam kerana ketiadaan pelancong luar di pulau peranginan terkenal di Negeri Di Bawah Bayu ini.

Kanak-kanak Pala'u ini akan menghabiskan masa dengan berperahu selain bermain dan terjun ke laut tanpa perasaan bimbang, malah memiliki keupayaan menyelam yang lama.

Mereka juga dikenali sebagai masyarakat tanpa status, hidup terasing dan menjadikan perahu sebagai rumah mereka sejak sekian lama.

Sebelum Covid-19, mereka mengharap ihsan pelancong untuk mendapatkan wang selain menjual hidupan laut kepada masyarakat setempat bagi meneruskan kehidupan.

Etnik ini dikatakan wujud sekian lama di sekitar perairan laut di Sabah, Filipina dan Indonesia.

Keunikan kehidupan mereka menjadi tarikan pelancong luar negara dan tempatan yang ingin melihat sendiri cara hidup etnik Pala'u ini sekali gus membantu eko pelancongan di Sabah.

  • Lagi siri foto Spektrum
  • Artikel ini disiarkan pada : Sabtu, 27 Mac 2021 @ 5:06 PM